Rabu, 29 Oktober 2008

The Golden Principle atau Prinsip Emas

Di zaman ini, kebenaran semakin dibuat rancu oleh banyak hal. Kita mengira dengan banyaknya inovasi baru dan penemuan di berbagai bidang kehidupan, maka kehidupan umat manusia bisa menjadi semakin nyaman. Namun kenyataannya, “Mengapa kehidupan ini terasa semakin sulit dan tidak nyaman?” Bahkan rasa aman dan kedamaian sepertinya semakin sulit didapatkan.

Kita juga mengira bahwa dengan semakin pandainya manusia, disertai dengan dengan perkembangan zaman dan peradaban, manusia memiliki kebebasan dan otoritas yang semakin besar untuk menentukan arah dan cara dalam menjalani hidupnya sendiri. Namun pertanyaannya ialah: “Mengapa kebebasan itu tidak disertai dengan perbaikan ahklak manusia?” Tingkat moral manusia di seluruh dunia sepertinya semakin hari semakin merosot, padahal moral adalah salah satu aspek terpenting bagi kelangsungan hidup umat manusia.

Kita dapat merasakan ada sesuatu yang tidak beres, tetapi kita tidak tidak dapat menemukan letak kesalahannya. Akhirnya kita mulai mencari kambing hitam, misalnya dengan menyalahkan pemerintah, menyalahkan situasi, menyalahkan orang kaya, menyalahkan orang miskin, dan menyalahkan siapa saja atau apa saja. Sudah tentu, cara-cara seperti itu tidak akan pernah membereskan masalah.

Untuk membaca lebih lanjut, klik di sini.

Rabu, 16 Januari 2008

The Golden City atau Kota Emas (Yerusalem Baru)



Melalui Yehezkiel 38:12, Tuhan mengisyaratkan Yerusalem sebagai pusat bumi, dengan titik pusatnya berada di Gunung Moriah, tempat di mana Bait Suci Salomo pernah didirikan, lebih tepatnya lagi yaitu: pada sebuah batu karang besar tempat Abraham mempersembahkan Ishak atas perintah Tuhan (Kej. 22).

Walaupun kata “Yerusalem” berarti “Kota Damai”, namun sepanjang sejarah, kota ini tidak pernah benar-benar mengalami sebuah kedamaian. Pada kenyataannya, kota ini selalu menjadi pusat konflik, peperangan dan kekacauan, sampai pada hari ini, sehingga hampir tidak pernah ada sehari pun, nama kota ini absen dari pemberitaan media massa di seluruh dunia. Kita tidak perlu merasa heran akan hal ini, sebab Alkitab memang telah menubuatkannya seperti demikian di Zakaria 12:2-3.

Rabu, 19 Desember 2007

The Golden Gate atau Gerbang Emas



Gerbang Emas adalah salah satu dari 12 pintu gerbang kota Yerusalem kuno yang letaknya menghadap ke arat Timur dan berhadapan langsung dengan Bukit Zaitun.[1] Bangsa Yahudi biasa berdoa di gerbang ini, maka disebut juga sebagai Gerbang Kemurahan (Sha'ar Harachamim). Di kalangan bangsa Arab, dikenal dengan nama Gerbang Kehidupan Kekal (Gate of Eternal Life) dan pada zaman dahulu (Kis. 3:2) gerbang ini disebut sebagai Gerbang Indah (Beautiful Gate) atau Gerbang Yehuda.

Pada zaman dahulu Imam Besar selalu masuk dari gerbang ini, karena itu adalah gerbang yang terdekat dan langsung menghadap ke Bait Suci yang dibangun oleh Salomo. Menurut tradisi Yahudi, ketika Mesias datang, Ia akan memasuki kota Yerusalem dari gerbang yang satu ini, sebab Alkitab menubuatkan hal itu di Mzm. 24:7-10 dan Yeh. 43;1-7. Tetapi Alkitab juga menubuatkan di Yeh. 44:1-2 & 46:12, bahwa gerbang ini akan tertutup sampai kedatangan Mesias.
Untuk membaca lebih lanjut klik di sini.

The Golden Ratio atau Rasio Emas (Phi: 1.6180339887...)



Phi atau Rasio Emas yang disebut juga sebagai Angka Emas (Golden Number) ini adalah angka ajaib yang menunjukkan proporsi keseimbangan ideal yang terdapat di seluruh alam semesta ini. Phi dapat dihitung secara matematis, geometri, maupun dari sederetan angka ajaib yang ditemukan oleh Leonardo Fibonacci (deretan angka Fibonacci: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, ...).

Yang menakjubkan dari Rasio Emas atau Phi ini adalah: angka ini dapat kita temukan di mana-mana, misalnya pada ukuran ideal proporsi tubuh manusia, tubuh hewan, serangga, tumbuh-tumbuhan, DNA, virus, kristal salju, seni, arsitektur, sistim tata surya, musik, dan lain-lain. Bahkan struktur atom dari emas murni yang berbentuk kubus, ternyata juga mengandung Rasio Emas di dalamnya.
Untuk membaca lebih lanjut klik di sini.

The Golden Rule atau Aturan Emas

The Golden Rule (Aturan Emas) atau The Ethic of Reciprocity (Etika Timbal Balik) adalah prinsip moral dasar yang diakui oleh hampir seluruh kebudayaan dan masyarakat dunia. Aturan emas ini dipercaya sebagai konsep dasar yang terpenting di dalam hak asasi manusia. Bunyinya adalah: “Lakukan kepada orang lain seperti apa yang anda inginkan orang lain perbuat kepada diri Anda.” Hampir semua filsuf terkenal dan para pendiri agama juga mengakui adanya Aturan Emas ini di dalam pengajaran mereka, hanya saja dengan gaya dan ungkapan yang berbeda-beda. Contohnya antara lain:

Budha:
“Tempatkan dirimu sendiri pada posisi orang lain, jangan membunuh atau menyuruh orang lain membunuh. Siapa yang mencari kebahagiaan dengan menekankan kekerasan terhadap orang lain yang juga membutuhkan kebahagiaan, tak mungkin akan mendapatkan kebahagiaan.” (Dhammapada 10. Kekerasan)
Untuk membaca lebih lanjut klik di sini.