Kamis, 10 Mei 2012

Gunakan SenjataNya!

Kehebatan sebuah negara biasanya bisa dilihat dari kehebatan senjata yang dimilikinya. Semakin hebat/ canggih senjatanya, maka bangsa itu terlihat semakin hebat. Itu sebabnya negara-negara bersaing untuk menciptakan senjata nuklir, rudal, dan senjata-senjata lain yang semakin canggih dan hebat. 

Dan tahukan Anda bahwa sebagai pengikut Yesus kita sudah diberi senjata yang super canggih?
Eph 6:11  “Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah...”
Eph 6:13  “Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah,...”
Senjata Allah adalah senjata yang sangat hebat, karena Allah kita hebat dan tak tertandingi.
Apakah kehebatan senjata Allah?
1. Supaya kamu dapat bertahan (ayat 11b)
2. Supaya kamu dapat mengadakan perlawanan (ayat 13)
3. Tetap berdiri, sesudah menyelesaikan segala sesuatu (ayat 13)
4. Memadamkan panah api dari si jahat (ayat 16)

Senjata itu sudah ada, kita tinggal ambil dan kenakan. Kenakan berarti pakai, gunakan.

Senjata hanya akan berfungsi jika dipakai. Jika ada seorang Jendral besar memberi saya sebuah senapan canggih, dia berkata “Linda, ini senapan paling canggih yang saya punya, saya berikan supaya kamu dapat gunakan untuk melindungi diri kamu jika ada yang berniat menjahati kamu.” Ketika ada orang jahat, lalu saya hanya melihat senjata itu tanpa saya gunakan, atau saya hanya memegangnya, maka senjata itu tidak akan berarti apa-apa. Atau mungkin karena saya tidak tahu cara menggunakannya, maka senapan itu saya hanya pakai untuk memukul penjahat, maka kehebatan senapan itu tidak akan terpakai.
Meskipun senapan itu adalah senjata yang hebat, tapi tidak akan saya rasakan kehebatannya karena tidak saya pakai/ gunakan dengan cara yang benar.

Senjata Allah sangat hebat, tapi kita tidak akan merasakan kehebatan senjata itu kalau tidak kita pakai dengan cara yang benar.
Setiap senjata punya cara pakai sendiri, cara pakai senjata panah berbeda dengan cara menggunakan pistol, lembing, nuklir, rudal, dll.
Begitu pula dengan senata Allah, jika kita baca di Efesus 6:14 dst, senjata Allah ada banyak macamnya, dan tentunya setiap senjata Allah itu mempunyai cara pakai yang berbeda.

Lalu bagaimana cara menggunakan senjata itu? Tanya dan belajarlah pada pencipta dan pemilik senjata, yaitu Allah. Kita harus terlatih menggunakan senjata dan untuk itu kita harus berlatih. Itu sebabnya Daud berkata, “Dari Daud. Terpujilah TUHAN, gunung batuku, yang mengajar tanganku untuk bertempur, dan jari-jariku untuk berperang; yang menjadi tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku, perisaiku dan tempat aku berlindung, yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!” (Mazmur 144:1, 2)
Allah memegang tangan kita, bahkan Dia sampai melatih jari-jari kita.

Lalu bagaimana Allah melatih kita? Inilah bangsa-bangsa yang dibiarkan TUHAN tinggal untuk mencobai orang Israel itu dengan perantaraan mereka, yakni semua orang Israel yang tidak mengenal perang Kanaan. --Maksudnya hanyalah, supaya keturunan-keturunan orang Israel yang tidak mengenal perang yang sudah-sudah, dilatih berperang oleh TUHAN." (Hakim 3:1,2)
Allah melatih kita melalui orang-orang yang ada di sekitar kita, melalui setiap peristiwa yang terjadi dalam hdup kita.

Setiap peristiwa mengandung unsur pelajaran yang sangat berarti dari Allah. Itu sebabnya kita jangan sekedar "mengalami", tapi "belajar" melaluinya.

Mari, teruslah berlatih agar kita cakap menggunakan senjata Allah yang hebat itu dan nikmatilah kemenangan yang sudah Allah janjikan bagi kita.__God bless!

Sabtu, 21 Februari 2009

Worshipers... Jangan Hentikan Langkahmu!

Yohanes 4:23 “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.”


Menjadi penyembah adalah merupakan kehendak Bapa dalam hidup kita. Tapi penyembahan juga merupakan sesuatu yang diinginkan oleh Lucifer/ iblis. Itu sebabnya dengan berbagai cara iblis berusaha menghentikan langkah para penyembah. Usaha ini dilakukan sepanjang zaman.

Di zaman Perjanjian Lama penyembahan kepada Allah harus disertai persembahan korban ternak. Setiap orang yang akan menyembah/ beribadah/ menghampiri Allah, maka dia harus mempersembahkan korban binatang di atas mezbah. Dan iblis tahu bahwa tanpa korban binatang, umat Tuhan tidak bisa menghampiri Allah.

Dalam Keluaran 10:24, iblis bekerja melalui Firaun. Dia mengizinkan umat Allah untuk pergi beribadah tapi dengan syarat mereka tidak boleh membawa ternak. Di ayat ke 26 Musa berkata “... sebab dari ternak itulah kami harus ambil untuk beribadah kepada Tuhan, Allah kami; dan kami tidak tahu, dengan apa kami harus beribadah kepada Tuhan...”. Iblis tidak keberatan kita pergi ke gereja, selama kita tidak menyembah, tapi iblis sangat frustasi ketika kita menyembah, berhubungan dengan Tuhan.

Usaha yang sama juga iblis lakukan kepada Ayub. Hal pertama yang diambil iblis dari Ayub adalah ternaknya, Ayub 1:13dst. Tapi kita lihat dalam kisah Ayub ini betapa Allah sangat kehilangan seorang penyembah, Allah sangat merindukan Ayub kembali menyembahNya, Ayub 42:8. Sehingga ketika sahabat-sahabat Ayub hendak mempersembahkan korban, Allah berkata “Biarkan Ayub yang melakukannya, biarkan Ayub kembali menyembahKu.”

> Iblis memakai berbagai cara untuk menghentikan langkah para penyembah. Seringkali kita dibawa pada suatu keadaan dimana kita benar-benar tidak ingin menyembah. Tapi ketika saat-saat itu datang, ingatlah bahwa betapa Allah sangat kehilangan kita, Dia selalu menantikan kedatangan para penyembah. Teruslah menyembah apapun kondisinya, buat iblis frustasi dengan penyembahan-penyembahan kita yang bergairah kepada Allah._

Minggu, 15 Februari 2009

Kuasa Doa

Yakobus 5:16b 
Doa mempunyai kuasa yang sangat besar karena kuasa doa adalah kuasa Ilahi. Doa mempunyai kuasa untuk menyembuhkan, memulihkan, melakukan mujizat dan apapun yang kita perlukan. Karena ketika kita berdoa maka kita sedang menggerakkan hati dan tangan Yang Mahakuasa untuk melakukan sesuatu. Namun doa yang bagaimanakah yang dapat menggerakkan tangan Allah yang Mahakuasa untuk melakukan sesuatu sebagai tanggapan dari doa itu? Banyak orang yang berdoa tapi dia tidak menikmati kuasa dari doa itu. Bagaimana caranya agar kita bisa menikmati kuasa doa itu?  


Dalam ayat ini ada 2 hal yang harus kita miliki agar doa kita biasa menikmati kuasa doa itu: 


1. Doa Orang Yang Benar. 
Untuk memiliki kuasa doa itu kita harus menjadi orang benar. Siapakah orang benar itu? bukankah tidak ada seorangpun yang benar di dunia ini? Orang benar adalah orang yang telah dibenarkan oleh darah Yesus dan setelah itu hidup dalam kebenaran (Firman Allah, Yoh 17:17) . Jadi seberapa besar kuasa doa itu kita nikmati tergantung dari seberapa banyak kebenaran Firman yang kita miliki. Semakin kita mencintai firman, semakin besar kuasa doa yang kita nikmati. 


2. Dengan Yakin Kita harus memiliki keyakinan/ kepercayaan. 
Yakin disini bukan yakin bahwa Allah akan melakukan apa yang kita inginkan, tapi yakin bahwa Allah akan mengerjakan yang terbaik sebagai tanggapan bagi doa kita. Sekalipun Allah tidak melakukan apa yang kita inginkan tapi kita yakin bahwa Allah mempunyai rencana yang lain yang lebih baik. Sebuah contoh pernyataan yang penuh keyakinan adalah seperti yang tertulis dalam Daniel 3:17,18 “Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”
 
Mari cintai Firman Allah, baca, renungkan dan lakukan Firman Tuhan, lalu berdoalah dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan menjawab yang terbaik, dan nikmati kuasa Doa itu.

Kapan?

Kisah 1:6-8 


Menunggu adalah sesuatu yang tidak disukai hampir oleh semua orang, apalagi jika harus menunggu sesuatu yang tidak pasti. Itu sebabnya banyak orang kristen yang salah mengambil langkah karena tidak sabar menunggu waktunya Tuhan.
Dari ayat di atas, Yesus membuat suatu pernyataan bahwa “kapan” itu adalah urusan Bapa. Ketika orang banyak bertanya kepada Yesus "Maukah Engkau pada masa ini memulihkan....” Yesus menjawab “Engkau tidak perlu mengetahui tentang masa dan waktu...”


Dalam kekristenan memang banyak ketidakpastian tentang “kapan”. 
“Kapan Yesus datang kembali?”. 
“Kapan Tuhan mengabulkan doaku?”, 
dan banyak “kapan” lain yang terucap tanpa kepastian. 


Kita harus belajar memahami antara bagiannya Tuhan dan bagiannya kita. Alkitab banyak kali menyatakan baik secara tersirat maupun tersurat bahwa “kapan” adalah bagiannya Tuhan, bagiannya kita adalah melakukan pekerjaan Tuhan dan untuk itu Tuhan melengkapi kita dengan kuasa (ayat 8). 


Lagipula meskipun kita memaksakan ingin tahu “kapan”, tetap saja kita tidak akan pernah mengerti karena format waktunya Tuhan berbeda dengan format waktunya kita. Beberapa waktu lalu seorang teman dari Manado mengajak chating dan kita sepakat akan chatingan jam 4 sore. Jam 3 sore saya beristirahat sejenak dan hp saya silent, bangun tidur saya lagsung buka internet, saya tunggu-tunggu ternyata tidak connect dengan teman saya. Malamnya di telphon kami masing-masing protes karena menganggap janjinya diingkari. Tapi setelah dibicarakan ternyata dia menunggu jam 16.00 menurut waktu di Manado dan saya jam 16.00 menurut waktu di Pulau Jawa. Terang saja kita tidak bisa bertemu karena ada perbedaan waktu. 


Seperti itulah ketika kita memaksakan ingin mengetahui “kapan”. Banyak orang memprediksikan kapan kiamat akan terjadi, dan selalu terbukti prediksi itu selalu salah meskipun mereka mengaku menyelidikinya dari Alkitab. Banyak orang tidak mengerti perbedaan format waktu ini. Tuhan menggunakan waktu kekekalan dan kita menggunakan waktu yang terbatas. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah mempercayai bahwa Allah tidak pernah terlalu cepat dan terlambat. Lakukanlah apa yang bisa kita lakukan, berharap, percaya dan melakukan kehendakNya, dan biarkan Tuhan bekerja melakukan yang terbaik, maka yang terbaik itu akan kita terima INDAH PADA WAKTUNYA__

Minggu, 08 Februari 2009

Hidup dan Bertumbuh

Mazmur 92:13 “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon


Orang benar dikatakan akan bertunas seperti pohon korma dan bertumbuh seperti pohon aras.Kedua pohon ini memiliki keunikan yang luar biasa untuk hidup, bertahan dan bertumbuh.


Pohon korma adalah jenis pohon yang hidup di daerah padang pasir yang sangat panas. Pohon ini memiliki akar yang sangat kuat, bahkan dapat menembus kedalaman sumber air di padang pasir. Tempat tandus bukanlah alasan baginya untuk tidak mendapatkan sumber kehidupan - yakni air yang selalu dibutuhkan. Sehingga tidak heran jika jenis pohon ini dapat bertahan hidup dan bertumbuh di tempat yang tandus dimana pohon-pohon lain tidak dapat hidup. Bagaimana dengan pohon aras? Adakah hal yang unik dan menarik dari pohon ini? Ternyata, pohon aras adalah jenis pohon yang biasanya tumbuh di puncak gunung yang sangat dingin. Meskipun sangat dingin, namun pohon ini dapat bertahan hidup. Seolah-olah temperatur dingin tidak berpengaruh terhadap pertumbuhannya. 


Kedua jenis pohon ini tidak terpengaruh dengan kondisi buruk yang ada di sekelilingnya.


Tidak salah, jika Firman Tuhan menggambarkan kehidupan orang Kristen - orang beriman - orang benar dengan kedua jenis pohon di atas. Orang benar tetap eksis meskipun menghadapi kondisi yang menurut penilaian umum sangat buruk dan di sana tidak ada tanda-tanda kehidupan. 


Orang benar, orang yang sudah percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya tidak akan gentar menghadapi segala kondisi yang menakutkan. Tetap eksis dalam segala kondisi, tetap beriman di tempat yang menakutkan Bagi orang beriman, tempat yang sulit sekalipun merupakan tempat yang menyenangkan untuk menyaksikan perbuatan Tuhan yang ajaib. 


Di mana ada penyertaan Tuhan, di situ orang benar menyaksikan kedahsyatan perbuatan Tuhan. Tempat kering dan dingin dapat berubah ketika Tuhan hadir dan menyatakan kuasaNya. Tempat yang tandus tidak berarti tidak ada kehidupan jika Tuhan menyertai._

Semakin Ditekan Semakin Melekat

Mazmur 119:67 “Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu.”


Pemazmur membuat suatu pernyataan bahwa tindasan/ tekanan hidup yang dia alami membuat dia melekat/ berpegang kembali pada Allah. Seharusnya hal itu yang terjadi dalam kehidupan setiap orang percaya.


Pernahkah Anda memperhatikan paku? Paku adalah sebuah benda yang penting dalam urusan pertukangan. Ada sesuatu yang sangat menarik dari benda yang bernama paku ini. Semakin ditekan, semakin dipukul, paku akan semakin menancap kuat.


Tekanan/ tindasan adalah sesuatu yang dihindari oleh semua orang, tekanan membuat manusia menjadi lemah tak berdaya, tapi kita bisa menggunakannya untuk membuat kita semakin menancap, semakin melekat pada Sumber kekuatan kita.. Sehingga semakin ditekan, kita semakin menancap (melekat) pada Sumber kekuatan kita, seperti paku yang menancap kuat pada kayu/tembok. Semakin ditekan, paku semakin sulit untuk dilepaskan dari kayu/ tembok. 


Kalau kita menancap semakin dalam, maka kita akan semakin sulit untuk digoncangkan, kita akan semakin sulit dilepaskan dari Sumber kekuatan dan kehidupan kita. 


Dunia kita sekarang penuh dengan berbagai tekanan yang menghimpit, baik secara ekonomi, sosial, budaya moral dan bidang-bidang lainnya. Kondisi itu mungkin menekan Anda, tapi jangan putus asa! Gunakan tekanan itu untuk menancap lebih kuat pada Yesus sumber kekuatan, maka apapun yang terjadi tidak akan bisa menggoncangkan iman kita._

Pedang Kemenangan

HAKIM-HAKIM 3 : 15 “Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan bagi mereka seorang penyelamat yakni Ehud, anak Gera, orang Benyamin, seorang yang kidal. Dengan perantaraannya orang Israel mengirimkan upeti kepada Eglon, raja Moab.”


Dalam ayat 3 dijelaskan bahwa bangsa Israel melakukan yang jahat di mata Tuhan sehingga Tuhan mengizinkan mereka dikuasai oleh Eglon, Raja Moab. Di tengah-tengah penderitaan yang disebabkan karena kesalahan mereka sendiri, mereka berseru kepada Tuhan.
Sikap yang paling tepat saat kita mengalami kekalahan, kegagalan adalah kembali kepada ALLAH. Kalau kita mengalami kekalahan dan berusaha menghadapinya dengan kekuatan sendiri, maka kita akan semakin kalah dan akhirnya binasa.


Ini bukan pertama kali bangsa Israel berseru kepada TUHAN. Bangsa Israel berulang kali berbuat jahat dan berulang kali mereka berseru kepada ALLAH. Bersyukur ALLAH adalah ALLAH yang murah hati, selalu siap menanggapi pertobatan umat-NYA. Buktinya bahwa ALLAH sendiri membangkitkan bagi mereka seorang penyelamat, yakni Ehud yang berasal dari suku Benyamin. Ada yang menarik perhatian kita dari diri Ehud; ia adalah seorang yang kidal atau left-handed.
Tangan kiri sering kali dianggap sebagai tangan yang lemah jika dibandingkan dengan tangan kanan. Dalam hal ini kita belajar, bahwa TUHAN mau memakai setiap orang, bahkan dalam segala keterbatasannya sekalipun. Jadi jangan pernah menyesali keberadaan ataupun keterbatasan kita. TUHAN tidak perlu mengubah kondisi tubuh seseorang, gelar, status atau apapun. Yang TUHAN lakukan adalah memakai setiap orang menurut kehendak-NYA.  


HAKIM-HAKIM 3 : 16, untuk menghadapi musuh yang tidak seimbang, Ehud menyiapkan dirinya. Ia membuat pedang bermata dua. Bukan membeli atau meminjam; Ehud sendiri yang membuatnya. Sangat penting bagi setiap orang Kristen untuk mempersiapkan dirinya menghadapi peperangan rohani. Firman ALLAH adalah pedang bermata dua yang merupakan senjata rohani yang harus disiapkan oleh setiap orang percaya, IBRANI 4 : 12. Persiapan untuk menghadapi masalah kehidupan setiap orang percaya tidak lain adalah memperlengkapi hidup dengan Firman ALLAH. Ehud tidak menaruh pedang itu di pinggang, tempat yang lazim untuk menaruh pedang, tetapi menaruhnya pada pangkal pahanya.Ketika Yakub bergumul dengan ALLAH, pangkal pahanya dipukul sehingga terpelecok. Pangkal paha adalah gambaran kekuatan manusia. Di pangkal paha itulah Ehud meletakkan pedang bermata dua, yaitu Firman ALLAH. Jadi bukan kekuatan kita, melainkan Firman ALLAH menjadi letak kekuatan kita untuk berjalan dan menghadapi musuh. 


HAKIM-HAKIM 3 : 20– 22 Ehud mengulurkan tangan kirinya, tangan kidal yang tampak lemah dan tak berguna, tetapi Pedang Ehud, yaitu Firman TUHAN jauh melebihi kekuatan apapun, menusuk dan mematikan kekuatan musuh. Musuh tak berdaya dan sama sekali tidak sanggup melakukan perlawanan. Karena itu orang percaya jangan pernah takut menghadapi musuh/masalah sebesar apapun. Miliki, cintai dan gunakanlah Firman Allah, maka kemenangan itu akan menjadi milik Anda. Kekayaan, kekuasaan, kepandaian, bukanlah jaminan kemenangan. Orang yang memiliki FIRMAN, pedang bermata dua, itulah yang mengalami kemenangan. Amin.__

Minggu, 02 November 2008

Bukan Ini Hidup Yang Aku Pilih

Kita seringkali mendengar ungkapan bahwa hidup ini adalah sebuah pilihan, segala sesuatu yang kita alami adalah sebagai akibat dari pilihan kita. Tapi adakalanya kita diperhadapkan pada sebuah kehidupan yang tidak pernah kita pilih. Lihatlah kepada Ayub, dia memilih sebuah kehidupan yang bahagia, itu sebabnya dia hidup saleh di hadapan Tuhan, tapi... apa yang dia alami? kehidupan yang sangat buruk, masalah demi masalah Tuhan izinkan terjadi dalam kehidupannya. Terkadang kita harus menghadapi kehidupan yang sulit. Kita hidup sesuai kehendak Allah, mengasihi Allah dengan tulus, tapi tiba-tiba kita diperhadapkan pada masalah, kesulitan, tantangan demi tantangan. Mungkin kita, berkata “Hey Tuhan, ini bukan hidup yang aku pilih :(”
Beberapa waktu lalu seorang anak remaja sms: “K,kenapa ku memiliki mama seperti ini? Aku ga pernah memilih dilahirkan oleh dia, aku ga pernah memilih mama seperti dia.” 


Tidak seorangpun memilih lahir di keluarga miskin, keluarga yang tidak bahagia; tidak seorangpun memilih disakiti, dikhianati; tidak seorangpun memilih usaha yang biasa-biasa saja. Kita sudah berusaha dengan baik, setia mengiring Tuhan, agar memiliki kehidupan yang bahagia, berkecukupan, dll, tapi nyatanya tidak ada kemajuan. Keluarga yang bahagia, hubungan yang baik, usaha yang sukses... bukankah itu yang diinginkan semua orang? 
Pernahkah Anda berdoa “Tuan hidupku ini terlalu mulus, tolong berilah aku masalah”? Tidak seorangpun memilih hidup dalam kesulitan, masalah dan tantangan hidup. 


Tapi... dalam dunia nyata tantangan tidak bisa dihindari. 


Tapi benarkah kita tidak bisa memilih? KITA MASIH MEMILIKI PILIHAN! 


Kita memang tidak selalu dapat mengendalikan apa yang terjadi, tapi kita bisa memilih bagaimana cara menanggapi/meresponi segala sesuatu yang kita hadapi. (dari keluarga miskin bisa muncul anak-anak yang tidak karu-karuan, tapi juga anak-anak yang berprestasi, dll.)  


Maz 23:4, kita tidak bisa menghindar dari lembah kelam, meskipun kita tidak pernah memilihnya. Tapi kita bisa memilih bagaimana kita menjalani lembah kelam ini, apakah dengan ketakutan, kekuatiran. kita juga bisa memilih bersama siapa kita akan menghadapinya. 


Pilihan kita dalam meresponi yang akan menentukan hasil yang kita peroleh, 2 kor 4:7,8,16. Contoh: 12 pengintai yang diutus Yosua, mereka dan bangsa Israel tidak bisa menghindari peperangan tapi mereka bisa memilih bagaimana mereka menghadapi peperangan itu. “Pergumulan, masalah dan tantangan hidup adalah sebuah Kehidupan yang tidak pernah kita pilih, tapi kita bisa memilih apakah kita akan menang atau kalah.”__

Rabu, 29 Oktober 2008

Menyikapi Keadaan

MAZMUR 23 Dalam Mazmur 23 kita dapat melihat bahwa kehidupan ini tidak melulu hanya senang, tapi ada lembah yang juga harus kita lalui.
Ada sebuah sms yang cukup sering dikirim berbunyi: “Hidup ini seperti piano, tidak semua tuts berwarna putih, tapi ada tuts yang berwarna hitam. Putih nada mayor dan hitam nada minor. Jika tuts putih dan hitam digabung dan dimainkan oleh seorang yang terampil maka akan menghasilkan sebuah musik yang indah."


Seperti itulah hidup, adakalanya putih terang, bersih, menyenangkan; tapi adakalanya hitam kelam, kelabu.Kita tidak selalu harus menghindari yang hitam dan hanya menyerbu yang putih.Kita harus belajar memainkannya agar menjadi musik yang indah. 


Ada sebuah pradigma yang salah didasari oleh Keluaran 14:14 " TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." Ada yang berpikir diam disini berarti sama sekali tidak melakukan apa-apa, pasif. Padahal dalam ayat seterusnya Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk bergerak maju. Alkitab sendiri mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. Diam disini bukan berati pasif. Berserah bukan berarti menyerah. 


Tugas kita adalah melakukan apa yang kita bisa secara maximal, sedangkan yang mustahil, yang tidak bisa kita lakukan itu adalah bagiannya Tuhan. Banyak orang tidak maximal dalam hidupnya karena terfokus dan memusingkan diri dengan hal-hal yang tidak bisa ia lakukan. Tuhan ingin kita mengerjakan apa yang bisa kita lakukan dengan apa yang ada pada kita. 


Dalam Perumpamaan talenta, Yesus tidak menuntut melebihi talenta kita. Dalam peristiwa 5 roti dan 2 ikan, ketika anak kecil melakukan yang maximal, sekalipun sangat kecil, Yesus sanggup melakukan mujizat dari yang dianggap kecil. 


Apa yang Anda miliki? Apa yang Anda bisa lakukan? Kerjakanlah dengan maximal dan bekerjasamalah dengan Yesus, karena Dia spesialisasinya mujizat, Dia ahli mengerjakan hal-hal yang mustahil, yang tidak mampu kita kerjakan. Jbu

Minggu, 26 Oktober 2008

Secret 2 (Rahasia Kegelapan)

Ayub 12:21 "Dia yang menyingkapkan rahasia kegelapan, dan mendatangkan kelam pekat pada terang."
Akhir zaman sering di sebagai masa yang gelap. Kegelapan terjadi dalam kehidupan manusia. Pergaulan, pekerjaan, rumah tangga dan banyak segi lain yang berjalan dalam kegelapan.
Yohanes 3:19 "Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat." Ayat ini menjelaskan bahwa kegelapan berbicara tentang perbuatan-perbuatan yang jahat. Kita melihat dalam dunia kita sekarang, kejahatan merajalela dimana-mana, kejahatan yang keji sudah dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Kita melihat di Tv, sebagian besar memperlihatkan kepada kita kegelapan, perbuatan-perbuatan jahat yang dilakukan manusia. Kejahatan dalam pemerintahan seperti korupsi, kejahatan di masyarakat seperti pencurian, tindakan kekerasan, pembunuhan, sudah bukan menjadi berita yang langka. Tapi mari kita kembali melihat sebuah rahasia, karena bahkan dalam kegelapan sekalipun Allah tetap mengerjakan yang baik bagi orang-orang yang mengasihiNya (Roma 8:28).
Filipi 2:15 "Supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia." Pengikut Yesus adalah seperti bintang. Saya pernah bertanya dalam sebuah ibadah Youth "Apakah bintang bersinar pada waktu siang?" Tanpa berpikir panjang mereka menjawab "Tidak". Sampai tiga kali saya mengulang pertanyaan itu sampai akhirnya mereka berpikir dan menjawab "Tentu saja bersinar." Ya, sekalipun pada siang hari bintang tetap bersinar hanya saja tidak kelihatan karena sinarnya kalah dengan matahari, tapi ketika malam, saat kegelapan datang barulah terlihat bahwa sinar bintang itu sangat indah. Saya sangat suka melihat bintang, dan saya yakin hampir semua orang senang melihat bintang yang berkerlap kerlip di gelap malam.
Dan kita adalah bintang! Inilah rahasia dari kegelapan :"Kegelapan adalah kesempatan bagi bintang untuk memperlihatkan keindahan cahayanya." Kegelapan adalah kesempatan bagi pengikut Yesus bahwa hidup mereka tetap indah sekalipun di tengah-tengah dunia yang gelap oleh kejahatan.
Dan 12:3 "Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya." Seperti sebuah bintang di malam kelahiran Yesus yang menunjukkan jalan bagi orang majus supaya mereka sampai kepada Yesus, demikianlah hidup kita sebagai bintang, kita harus menuntun banyak orang kepada kebenaran, bukan hanya dengan perkataan kita, tapi dengan perbuatan kita yang sesuai dengan kebenaran Firman Allah.